Bangga Berbahasa Indonesia
Menurunnya kebanggaan menggunakan Bahasa Indonesia menjadi keprihatinan berbagai kalangan. Salahuddin Wahid, pengasuh pesantren Tebuireng Jombang dalam artikelnya di Kompas hari ini (Kamis,28/10) menyoroti fenomena kontras tersebut. Di dalam negeri, kebanggaan menggunakan bahasa Indonesia terus menurun, namun di luar negeri terjadi sebaliknya.
Beberapa mahasiswa The University of New South Wales, Australia, ditemani dua dosen berkunjung ke Pesantren Tebuireng diantar oleh Prof Kacung Marijan dari FISIP Unair. Mereka belajar bahasa Indonesia dan ingin mengetahui lebih banyak Indonesia, negara dan rakyatnya. Dalam dialog dengan mahasiswa Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng, mereka menggunakan bahasa Indonesia. Kini, Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang banyak dipelajari warga Australia setelah bahasa Jepang dan Mandarin.
Tampaknya di Indonesia nasib bahasa Indonesia tidak sebaik di Australia. Dalam Ujian Nasional 2010, di banyak daerah terutama DIY, banyak murid tidak lulus karena nilai bahasa Indonesia mereka amat buruk.
Prof Bambang Yulianto, Guru Besar Bidang Ilmu Pembelajaran Bahasa di Unesa, menyampaikan keprihatinan terhadap kondisi pembelajaran bahasa Indonesia. Kurikulumnya berganti-ganti, tetapi tetap tidak menghasilkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik. Itu pun diperparah oleh kurangnya guru dengan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik.
Menengok restorasi Jepang pasca perang dunia kedua, kebanggan terhadap bahasa Jepang berperan besar bagi tonggak modernisasi di negara ini. Kemajuan Jepang bukan sekadar Restorasi Meiji 1868. Namun, kekuatan pada budaya dan kecintaan pada bahasa Jepang yang membuat restorasi berjalan mantap. Karena itu, kendati hancur setelah Perang Dunia II, perekonomian Jepang bangkit dalam sepuluh tahun. Bahkan setiap tahun terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi di atas 10 persen. Kebanggaan untuk menggunakan bahasa Jepang, menjadi kekuatan masyarakat Jepang menghadapi modernisasi.
Di Indonesia muncul fenomena rendahnya kebanggaan menggunakan bahasa Indonesia, terutama di kalangan cendekiawan. Dalam pidato para pejabat, termasuk Presiden SBY, sering kali digunakan bahasa Inggris. Kita juga gemar mengambil alih kata bahasa Inggris dan menjadikannya kata dalam bahasa Indonesia. Mungkin karena malas atau karena gemar (sok berbahasa Inggris). Padahal, ada kata padanan untuk kata-kata yang diserap itu.
Tentu saja semua pihak termasuk masyarakat, pemerintah dan pers perlu memulai kampanye bangga berbahasa Indonesia dengan berbagai cara. Memang upaya itu sungguh tidak mudah. Dalam kenyataan, kemampuan rata-rata berbahasa Indonesia para siswa bahkan guru belum sebagaimana yang diharapkan. Padahal kemampuan itu amat dibutuhkan untuk bisa maju, baik sebagai pribadi maupun sebagai bangsa. Butir ketiga Sumpah Pemuda yang pernah kita anggap sebagai salah satu kebanggaan bangsa mulai meredup. Kita perlu tumbuhkan kembali kebanggaan itu.(IRIB/Kompas)
Pengertian Sikap Kebanggaan Bahasa :
Kebanggaan Bahasa (Language Pride) yang mendorong orang mengembangkan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang identitas dan kesatuan masyarakat.
Setelah saya baca tulisan diatas tersebut mengenai "Bangga Berbahasa Indonesia". Saya sendiri bangga terhadap bangsa indonesia kurang apa lagi coba negara indonesia tercinta kita ini, bahasa indonesia kita sendiri yang biasa kita gunakan ternyata negara lain juga tertarik bahkan mempelajarinya karna memiliki bahasa yang baik, kita juga sebagai penerus generasi bangsa bawa bahasa kita ini sampai go internasional. Tidak hanya bahasa kita juga yang kita miliki tetapi banyak kekayaan alam yang tidak dimiliki negara lain yang begitu indah dengan melestarikannya.
BalasHapusDukung terus tanah air tecinta kita ini.
Garuda Di Dada Ku.
mohon maaf bila ada salah kata dalam berbahasa sebelumnya saya ucapkan terima kasih.