Mobil VW Karya Desainer Indonesia Akan Pakai Tenaga Listrik

Mobil VW Karya Desainer Indonesia Akan Pakai Tenaga Listrik

Mobil VW Karya Desainer Indonesia Akan Pakai Tenaga Listrik

Mobil yang eksteriornya dirancang oleh orang Indonesia, Volkswagen Up! akan makin ramah lingkungan. Sebab, Volkswagen siap membuatkan versi listrik dari mobil hasil rancangan Christian Lesmana ini.

Dilansir Auto Express, Dewan Direksi Volkswagen saat ini telah menyetujui kelahiran versi listrik dari Volkswagen Up!. Menurut rencana, mobil mungil ini akan diluncurkan pada semester pertama tahun 2013, dan akan menjadi mobil listrik pertama yang diproduksi VW. Setelah Up!, VW juga akan melahirkan Golf listrik di tahun 2014.

Langkah VW memberi banyak variasi untuk Up! ini ternyata tidak berhenti sampai disitu. Sebab, versi yang bertenaga yang kemungkinan akan bernama VW Up! GT juga akan lahir dengan sokongan mesin turbo tiga silinder berkapasitas 1.000 cc yang mampu mengembangkan tenaga hingga 109 bhp.

Berita tersebut dikonfirmasi oleh Pimpinan R&D VW, Dr Ulrich Hackenberg, di Paris Motor Show. Selain dua variasi untuk Up! ini, Hackenberg juga mengatakan kalau VW juga berencana untuk memberikan mesin BBG untuk Up! yang akan mulai dijual di daratan Eropa akhir tahun ini.

Mobil ini sendiri merupakan hasil desain dari Christian Lesmana yang selain merancang Up! juga terkenal karena menjadi desainer eksterior mobil legendaris VW Beetle keluaran teranyar. Mobil ini bahkan pernah tercatat sebagai mobil terbaik di dunia.

Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 15 Maret 1969 tersebut pernah mengenyam pendidikan di Jurusan Desain Produk (1998-1991) Institut Teknologi Bandung itu kini menduduki jabatan mentereng di Volkswagen AG: senior exterior designer.

Ia bekerja keras untuk meraih keberhasilan itu. Demi cita-citanya menjadi seorang desainer jempolan, ia bertekad kuliah di Hochschule für Gestaltung di Pforzheim (1993-1997) dan meninggalkan kuliah di ITB yang telah empat tahun dijalaninya.

Sumber : www.detik.com

Read More

HP Luncurkan Printer yang Bisa Jadi Hotspot

HP Luncurkan Printer yang Bisa Jadi Hotspot

HP Luncurkan Printer yang Bisa Jadi Hotspot

Hewlett-Packard (HP) memperluas portfolio Deskjet Ink Advantage dengan merilis 5 printer 'murah' namun diklaim menghasilkan kualitas cetak tinggi.

Lima printer tersebut yakni HP Deskjet Ink Advantage 2520hc All in One dan 2020hc, serta HP Deskjet Ink Advantage 5525 e-All in One, 4615 dan 4625.

Tiga printer yang disebut terakhir, menawarkan fitur cetak wireless yang diklaim kian memudahkan pengguna.

"Kalau 2520hc dan 2020hc jadi hero karena tintanya bisa cetak hingga 1.500 halaman dan tintanya hanya Rp 99 ribu. Selain itu kita juga punya tiga printer lainnya yang punya kelebihan dari sisi connectivity-nya," kata Imelda Setijadi, Director Printing Category HP.

Dijelaskan Imelda, 5525 e-All in One, 4615 dan 4625 memiliki fungsi mencetak wireless. Fitur e-print dan direct print memungkinkan pengguna bisa mencetak dokumen langsung dari perangkat mobile melalui konektivitas WiFi.

"Lalu (5525 e-All in One dan 4625) juga bisa menjadi hotspot. Bisa kita set menjadi ada WiFi-nya," kata Imelda.

Selain itu, ada juga fitur scan-to-email foto maupun beberapa halaman dokumen sekaligus dan akses langsung untuk mencetak konten online melalui aplikasi HP print.

HP Deskjet Ink Advantage 5525 e-All in One tersedia mulai Oktober dengan harga Rp 1.599.000. Sedangkan seri 4625 dibanderol Rp 1.499.000 dan 4615 seharga Rp 1.399.000.

Sumber : www.detik.com

Read More

Tinta Printer Infus Mulai Ditinggalkan

Tinta Printer Infus Mulai Ditinggalkan

Tinta Printer Infus Mulai Ditinggalkan

Menggunakan tinta printer infus sekilas memang terlihat murah. Namun sebuah survei memperlihatkan, kini mulai banyak yang menyadari kerugiannya.

Hewlett-Packard (HP), mengutip survei terbaru firma riset IDC, menyebutkan bahwa pengguna printer rumahan maupun kantoran kini menyadari bahwa penggunaan tinta alternatif seperti Continuous Ink Supply Systems (CISS) alias tinta infus dan isi ulang akan menggugurkan garansi.

Selain itu, ia juga berpotensi merusak printer dan berdampak pada biaya penggantian printer yang menyebabkan mereka malah harus mengeluarkan biaya lebih mahal.

"Mereka yang menyadari itu kebanyakan dari kalangan bisnis di perkantoran sebanyak 62%. Sisanya 38% adalah pengguna printer rumahan," kata Ellya selaku Market Development Manager IWS Hewlett-Packard (HP) Indonesia.

Tinta sering tumpah dan bocor menjadi alasan sebagian besar responden tak lagi menggunakan tinta infus. Selain itu, mereka juga mengeluhkan mesin printer yang sering macet, print-head cepat kering dan rusak, serta tak kalah penting adalah buruknya kualitas cetak.

"Lantas 70% di antaranya balik lagi menggunakan tinta original, sementara 22% mencari alternatif lain seperti pakai tinta cartridge," papar Ellya.

Dari survei ini juga diketahui bahwa sebagian besar consumer printer mengedepankan kecepatan mencetak, total biaya yang dikeluarkan serta kualitas cetak yang baik. Selain itu, mereka juga menginginkan beragam fitur menarik yang memudahkan mereka mengoperasikannya.

Sumber : www.detik.com

Read More