PENALARAN
INDUKTIF
Nama
: Andreas Bistok Parningotan
Kelas : 3KA26
NPM : 11109223
1.
Penalaran
Penalaran merupakan suatu proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proporsisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar, beberapa orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil
kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Dalam metodenya penalaran
dibagi menjadi 2 yaitu penalaran deduktif dan induktif. Namun pada pembahasan
kali ini penulis hanya akan membahas tentang penalaran induktif.
2.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah
penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil
kesimpulan yang lebih umum. Penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu
masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. Catatan
bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang
diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu
benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar..Penalaran
induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, dan kausal.
1.1
Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah
metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke
umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena
sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir
induktif. Contoh:
Jika ada udara, manusia akan
hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan
hidup.
\ Jika
ada udara mahkluk hidup akan hidup.
2.
Generalisasi
Generalisasi adalah proses
berpikir yang bertujuan menarik kesimpluan umum dari berbagai kalimat khusus.
Jenis-jenis penalaran induktif adalah :
- C. Ronaldo adalah bintang
pemain sepak bola yang handal mengendalikan bola.
- L. Messi adalah bintang pemain
sepak bola yang handal mengendalikan bola.
Generalisasi: Semua bintang
pemain sepak bola handal mengendalikan bola.
2.1.
Macam-macam generalisasi
- Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana semua
peristiwa yang diteliti dan telah menjadi dasar penyimpulan.
Contoh : perhitungan jumlah siswa
disuatu sekolah.
- Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi dimana
kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk
semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh : Hampir seluruh wanita
dewasa gemar menggunakan sepatu hak tinggi.
3.
Analogi
Analogi adalah penalaran induktif
dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan
kedua hal tersebut, anda dapat menarik kesimpulan.
Contoh : Para atlet memiliki
latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur.
Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk
melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk
bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk
menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.
4.
Kausal
Hubungan Kausal adalah penalaran
yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Macam-macam hubungan
kausal :
1. Sebab-akibat : Peristiwa yang
dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek dari peristiwa tersebut.
Contoh: Jumlah kendaraan di
Jakarta semakin bertambah, akibatnya kemacetan pun semakin parah.
2. Akibat-sebab : peristiwa yang
dianggap sebagai akibat dari sebab peristiwa tersebut yang mungkin telah
menimbulkan akibat.
Contoh: Banjir di ibu kota
disebabkan kurang baiknya sistem drainase di kota ini.
3. Akibat-akibat : akibat dari
akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.
Contoh: Ayah melihat nilai
ulangan kakak menurun, sehingga ayah beranggapan bahwa nilai ulangan adik juga
ikut menurun.
Contoh Kausal : Para atlet
memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan
lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk
melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk
bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk
menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.
Sumber :
Nama Dosen : Budi
Santoso
Mata
Kuliah : Bahasa Indonesia 2